Profil Desa Pekasiran
Ketahui informasi secara rinci Desa Pekasiran mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Pekasiran di Kecamatan Batur, Banjarnegara, merupakan jantung agrowisata Dataran Tinggi Dieng. Wilayah ini dikenal sebagai lokasi Kawah Sikidang yang ikonik dan menjadi sentra utama penghasil kentang berkualitas tinggi di Jawa Tengah.
-
Lokasi Strategis di Pusat Destinasi Wisata Dieng
Desa ini menjadi gerbang utama menuju beberapa objek wisata paling populer di Dataran Tinggi Dieng, khususnya Kawah Sikidang yang berada tepat di dalam wilayah administratifnya.
-
Lumbung Kentang Unggulan Nasional
Pekasiran merupakan salah satu sentra pertanian kentang terpenting di Indonesia, dengan produk yang dikenal memiliki kualitas premium dan memasok pasar nasional.
-
Kekayaan Alam Vulkanik dan Potensi Geotermal
Keberadaan kawah aktif memberikan karakter unik pada lanskap desa sekaligus menyimpan potensi energi panas bumi yang signifikan untuk masa depan.

Terletak di ketinggian lebih dari 2.000 meter di atas permukaan laut, Desa Pekasiran, yang masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, memantapkan posisinya sebagai salah satu desa paling vital di Dataran Tinggi Dieng. Wilayah ini bukan sekadar pemukiman di pegunungan, melainkan sebuah episentrum yang menyatukan kekuatan pariwisata ikonik, potensi agrikultur unggulan, serta kekayaan geologi yang tak ternilai. Dengan Kawah Sikidang sebagai mahkotanya dan hamparan ladang kentang sebagai tulang punggung ekonomi, Pekasiran menjelma menjadi representasi sempurna dari dinamika kehidupan di dataran tinggi paling terkenal di Pulau Jawa.
Keseharian masyarakat di desa ini berjalan selaras dengan irama alam, kabut yang turun di sore hari, suhu udara yang dingin dan aktivitas vulkanik yang terus berdenyut di bawah permukaan tanah. Desa Pekasiran ialah potret nyata dari bagaimana komunitas mampu beradaptasi dan berkembang dengan memanfaatkan karunia alam vulkanik yang subur, sambil mengelola tantangan yang melekat padanya. Profil desa ini mengupas lebih dalam berbagai aspek yang menjadikan Pekasiran sebagai wilayah strategis, baik dari sisi ekonomi, pariwisata, maupun sosial budaya di Kabupaten Banjarnegara.
Sejarah dan Konteks Budaya
Sejarah Desa Pekasiran tidak dapat dipisahkan dari narasi besar peradaban Dataran Tinggi Dieng. Nama "Pekasiran" sendiri diyakini oleh masyarakat lokal berasal dari kata "kasir," yang dalam konteks masa lalu merujuk pada tempat pembayaran atau pos pungutan. Konon, wilayah ini dahulunya berfungsi sebagai salah satu gerbang penting menuju pusat kawasan Dieng yang dianggap suci, tempat para peziarah atau pedagang berhenti sejenak. Jejak peradaban Hindu kuno yang tersebar di sekitar Dieng turut memberikan lapisan budaya yang mendalam bagi masyarakat Pekasiran.
Meskipun tidak memiliki kompleks candi sebesar desa tetangganya, Desa Dieng Kulon, nilai-nilai spiritual dan tradisi agraris yang diwariskan secara turun-temurun tetap hidup. Masyarakatnya memegang teguh kearifan lokal dalam bertani, seperti menentukan waktu tanam berdasarkan kalender tradisional dan menggelar ritual adat sebagai wujud syukur atas hasil panen. Kehidupan sosial di Pekasiran sangat komunal, dengan semangat gotong royong yang masih kental, terutama saat musim tanam dan panen kentang tiba. Harmonisasi antara aktivitas ekonomi modern dan pelestarian tradisi leluhur menjadi ciri khas yang membentuk karakter masyarakat desa ini.
Geografi dan Administrasi Wilayah
Secara geografis, Desa Pekasiran berada pada posisi yang sangat unik di tengah kaldera raksasa Dieng. Letaknya yang strategis menjadikan desa ini sebagai titik perlintasan penting yang menghubungkan berbagai objek wisata utama.
Letak Wilayah
Desa Pekasiran berlokasi di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Desa ini merupakan salah satu dari beberapa desa yang membentuk kawasan inti Dataran Tinggi Dieng.
Luas Wilayah
Berdasarkan data pemerintah daerah, luas wilayah Desa Pekasiran mencakup sekitar 7.63 kilometer persegi (763 hektare). Sebagian besar lahan dimanfaatkan untuk pertanian hortikultura, permukiman, dan kawasan konservasi alam serta wisata.
Batas Wilayah
Sebelah Utara: Berbatasan langsung dengan Desa Dieng Kulon.
Sebelah Timur: Berbatasan dengan wilayah hutan lindung dan lereng perbukitan.
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Batur.
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Sikunang.
Topografi
Wilayah Pekasiran didominasi oleh topografi perbukitan landai hingga curam yang merupakan bagian dari kompleks vulkanik Dieng. Kontur tanah yang subur dari material vulkanik menjadi modal utama bagi kesuksesan sektor pertanian di desa ini.
Demografi Kependudukan
Struktur kependudukan Desa Pekasiran menunjukkan karakteristik masyarakat agraris yang produktif dan padat untuk ukuran sebuah desa di dataran tinggi.
Jumlah Penduduk
Menurut data terakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banjarnegara, jumlah penduduk di Desa Pekasiran mencapai sekitar 4.500 jiwa. Angka ini dapat berfluktuasi seiring dengan dinamika urbanisasi dan pertumbuhan alami.
Kepadatan Penduduk
Dengan luas wilayah 7.63 km², kepadatan penduduk Desa Pekasiran yaitu sekitar 590 jiwa per kilometer persegi. Angka ini tergolong padat, menunjukkan intensitas pemanfaatan lahan yang tinggi baik untuk permukiman maupun pertanian. Mayoritas penduduk terkonsentrasi di dusun-dusun yang lebih landai dan mudah diakses. Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani, sementara sisanya terlibat di sektor pariwisata, perdagangan, dan jasa.
Potensi Ekonomi Unggulan
Kekuatan ekonomi Desa Pekasiran bertumpu pada dua pilar utama: pariwisata alam dan pertanian hortikultura. Keduanya saling berkaitan dan menjadi motor penggerak kesejahteraan masyarakat.
Sektor Pariwisata: Pesona Kawah Sikidang
Desa Pekasiran merupakan rumah bagi salah satu destinasi paling wajib di Dieng, yakni Kawah Sikidang. Objek wisata ini merupakan sebuah kawah vulkanik aktif yang unik, di mana pengunjung dapat menyaksikan langsung fenomena alam berupa danau lumpur panas yang terus meletup-letup dan mengeluarkan asap belerang. Nama "Sikidang" (Si Kijang) diberikan karena kolam kawah utama sering kali berpindah-pindah lokasi, layaknya seekor kijang yang melompat-lompat.
Keberadaan Kawah Sikidang memberikan dampak ekonomi langsung bagi warga Pekasiran. Banyak warga membuka warung makan, toko suvenir, jasa penyewaan kuda, hingga menjadi pemandu wisata lokal. Pemerintah desa bekerja sama dengan pihak terkait terus berupaya meningkatkan fasilitas di sekitar kawasan wisata untuk memberikan kenyamanan lebih bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Lokasinya yang terintegrasi dengan destinasi lain seperti Candi Arjuna dan Telaga Warna menjadikan Pekasiran sebagai titik henti yang tidak terhindarkan dalam paket tur Dieng.
Sektor Pertanian: Ibu Kota Kentang Dieng
Jika pariwisata merupakan wajahnya, maka pertanian merupakan jantung kehidupan Desa Pekasiran. Lahan pertanian di desa ini, yang terhampar di lereng-lereng bukit, menjadi lumbung bagi salah satu komoditas agrikultur paling premium di Indonesia: kentang Dieng. Kentang dari Pekasiran dan kawasan Dieng pada umumnya dikenal memiliki ukuran besar, tekstur padat, dan rasa yang khas karena ditanam di tanah vulkanik yang kaya mineral pada ketinggian ideal.
Hampir setiap jengkal lahan yang bisa diolah dimanfaatkan untuk menanam kentang varietas Granola. Hasil panen dari Pekasiran tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar lokal dan regional di Jawa Tengah, tetapi juga didistribusikan ke kota-kota besar di seluruh Indonesia, termasuk Jakarta dan Surabaya. Selain kentang, petani di Pekasiran juga menanam komoditas hortikultura lain seperti kubis, wortel, dan bawang daun, meskipun dalam skala yang lebih kecil. Sektor pertanian ini menyerap tenaga kerja paling banyak dan menjadi sumber pendapatan utama bagi mayoritas keluarga di desa tersebut.
Infrastruktur dan Prospek Pengembangan
Sebagai desa yang berada di jalur wisata strategis, infrastruktur di Desa Pekasiran tergolong cukup memadai. Akses jalan utama yang menghubungkan Wonosobo dan Banjarnegara melintasi wilayah ini dalam kondisi baik dan dapat dilalui oleh berbagai jenis kendaraan, termasuk bus pariwisata. Fasilitas dasar seperti listrik dan jaringan telekomunikasi telah menjangkau hampir seluruh area permukiman.
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dan Pemerintah Desa Pekasiran terus merumuskan rencana pengembangan ke depan. Salah satu fokus utamanya yaitu penguatan konsep agrowisata. Program ini bertujuan mengintegrasikan pengalaman wisata alam dengan aktivitas pertanian. Wisatawan tidak hanya diajak mengunjungi Kawah Sikidang, tetapi juga dapat merasakan pengalaman memanen kentang langsung dari ladangnya.
Di sisi lain, terdapat potensi besar yang belum tergarap maksimal, yakni energi geotermal. Aktivitas vulkanik yang tinggi di bawah permukaan Pekasiran merupakan sumber daya energi bersih yang melimpah. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di sekitar area Dieng, yang sebagian wilayah konsesinya mencakup Pekasiran, diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi jangka panjang bagi daerah sekaligus mendukung ketahanan energi nasional. Namun pengembangan ini juga membawa tantangan terkait isu lingkungan dan sosial yang perlu dikelola secara bijaksana.
Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, merupakan sebuah entitas dinamis yang berhasil memadukan anugerah alam dengan etos kerja masyarakatnya. Sebagai pusat pariwisata yang didukung oleh Kawah Sikidang dan sebagai lumbung kentang berkualitas tinggi, desa ini memegang peranan krusial dalam peta ekonomi Kabupaten Banjarnegara dan Dataran Tinggi Dieng. Dengan pengelolaan yang berkelanjutan dan inovasi yang terus berjalan, Desa Pekasiran tidak hanya akan bertahan sebagai destinasi yang memikat, tetapi juga akan semakin mengukuhkan dirinya sebagai simbol kemakmuran yang lahir dari kesuburan tanah vulkanik. Masa depannya terletak pada kemampuan menyeimbangkan antara eksploitasi potensi ekonomi dan konservasi lingkungan demi warisan untuk generasi mendatang.